Hari Lingkungan sedunia atau World Environment Day (WED) diperingati setiap tanggal 5 Juni. Pada awalnya WED ditetapkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) sebagai salah satu bagian dari PBB. Tujuannya untuk membangkitkan kesadaran dunia akan lingkungan dan mendorong kebijakan politik yang mendukung pelestarian lingkungan. Lanjutkan ke page 2.
Category Archives: Environment
Green Countries
Green Leaders and Green Laggards < Pemimpin Hijau dan (yang) Terlambat Hijau >
EPI atau Evaluation Performance Index, yaitu suatu indeks yang menunjukkan seberapa “HIJAU” suatu area atau negara. Indeks ini dibuat oleh Yale’s Center for Law and Environment Policy di Amerika Serikat yang bekerja sama dengan Columbia’s Center for International Earth Science Information Network. EPI dihitung dengan mempertimbangkan jumlah emisi karbon dan sulfur, kemurnian air dan kegiatan konservasi alam.
Angka perhitungan EPI ini sudah didengungkan oleh Yale sejak tahun 2006. Tujuannya tidak lain adalah untuk lebih memacu negara-negara di dunia agar lebih berkonsentrasi terhadap lingkungannya. Di tahun 2008 ini, bertepatan dengan bulan lingkungan sedunia, Yale mengeluarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 149 negara, termasuk Indonesia.
Meskipun negara-negara makmur di lingkungan Skandinavia menduduki peringkat 5 teratas, dan negara-negara miskin di benua Afrika menduduki peringkat 5 terbawah, ada beberapa kejutan peringkat diantara keseluruhan negara yang didata. Columbia, misalnya, berada di urutan ke-9 dan diatas Prancis, Kanada dan Jerman. Memang hal ini mengejutkan, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kemakmuran suatu negara berhubungan dengan perhatiannya pada lingkungan. Negara yang makmur pasti mempunyai sumber daya lebih banyak untuk masalah lingkungan, misalnya dalam penyediaan air minum yang bersih, kontrol polusi kendaraan, karena umumnya kendaraan yang ada berumur di bawah 5 tahun. Tetapi ada hal yang tidak kalah mengejutkan, yaitu dalam setiap level negara, ada negara yang nilainya lebih bagus dibandingkan negara sekelasnya. Ini menunjukkan bahwa komitmen dari pemerintah sangat penting.
Peringkat ke 149 negara yang didata dapat dilihat pada sumber tulisan ini. Jangan heran bila Indonesia menduduki peringkat 102 dari 149 peserta. Kenapa? Seperti sudah disebutkan bahwa ekonomi negara sangat berkorelasi dengan kesadaran lingkungan. Belum lagi pemerintah yang kurang (untuk tidak menyebut TIDAK) perhatian. Perlu bukti? Ayo ke Porong …….
Sumber: Newsweek edisi Jul-08 atau website http://www.newsweek.com/ atau http://xtra.Newsweek.com
5R untuk mengurangi SAMPAH
Sampah. Dimana-mana ada sampah. Mulai dari dalam rumah sendiri, sekolah, tempat bekerja sampah di seluruh fasilitas umum dan sosial. Di Jakarta sendiri tidak kurang dari 6400 ton sampah dihasilkan setiap harinya. Sebagian besar disebabkan oleh gaya hidup masyrakatnya yang konsumtif.
Untuk itu pada hari Lingkungan hidup yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2007 ini, WALHI Jakarta memandang penting untuk menyampaikan beberapa hal penting terkait dengan persoalan sampah, antara lain sebagai berikut:
1. Membuka ruang yang seluas-luasnya bagi publik didalam pembahasan RUU pengelolaan sampah yang menjadi payung hukum bagi persoalan sampah di Indonesia.
2. Produsen harus bertanggung-jawab terhadap persoalan sampah, sebagai bentuk dari extended producer responsibility yang selama ini banyak diabaikan
3. Menolak penggunaan teknologi pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan, seperti teknologi incinerator yang merusak lingkungan dan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat
4. Mengajak publik untuk menjadi konsumen yang kritis, dengan memilih produk yang ramah lingkungan dan sesuai dengan kebutuhan konsumen, bukan berdasarkan kehendak produsen.
< Sumber: Situs WALHI http://www.walhi.or.id/kampanye/cemar/sampah/070605_smphjkt_ps/ >
Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai bagian masyarakat? Kita bisa mengurangi sampah dengan mempromosikan 5R.
REDUCE. Mengurangi volume sampah sebanyak mungkin.
v Membeli makanan yang dibutuhkan secukupnya.
v Memilih pakaian yang bisa kita pakai beberapa tahun daripada sekedar mengikuti tren dan mode.
v Memilih barang dalam botol isi ulang atau kemasan refil sehingga mengurangi sampah.
v Mempertimbangkan untuk menyewa barang yang hanya digunakan untuk sementara daripada membelinya.
REUSE. Menggunakan kembali barang sedapat mungkin.
v Menjual buku bekas ke toko buku bekas.
v Menjual perabot rumah tangga yang sudah tidak digunakan ke penjual barang bekas.
v Memberikan barang bekas ke bazar atau pasar loak.
RECYCLE. Mendaur ulang barang yang tidak dapat dipakai kembali menjadi bahan baku lain.
v Mengembalikan kemasan seperti botol, kaleng, karton susu ke pusat daur ulang atau perantaranya.
v Memberikan koran atau karton bekas ke lembaga amal.
v Memberikan baju tua ke badan amal.
v Mengubah sampah rumah tangga menjadi kompos.
REFUSE. Menolak membeli barang yang hanya akan berakhir sebagai sampah.
v Menolak surat-surat yang diterima dengan memberikan label “SAYA TOLAK” di amplop dan kirimkan kembali, untuk mengurangi sumber daya yang sia-sia.
v Menggunakan tisu toilet tanpa core (karton penggulung)
v Membawa tas belanja sendiri dan hindari memperbanyak kantong plastik atau kantong kertas.
REPAIR. Memperbaiki barang yang terpakai untuk digunakan lagi.
v Mencoba menggunakan furnitur atau barang lain dengan memperbaiki dan mengganti part yang sudah tua.
v Menggunakan komputer tua dengan meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan saja.
7 Polusi di sekitar kita
6. PERGESERAN TANAH.
Pergeseran tanah terjadi apabila ketinggian air tanah lebih rendah dan lapisan tanah lempung menjadi terkonstruksi karena gerakan ekstrasi air tanah yang berlebihan. Ekstrasi air tanah diperlukan untuk berbagai tujuan, misalnya proses industri, batas ketinggian air, agrikultur, bangunan, perairan dan pelelehan salju.